Kamis, 14 Juli 2011

73 th MUHAMMADIYAH NATA

SUKA DUKA BER MUHAMMADIYAH
oleh : Shaff Ra Alisyahbana NBM.726.193
Sekretaris Pimpinan Cabang
Cikal bakal Muhammadiyah Cabang Natal adalah Djamijatul Chaeirijah yang mendirikan Machtab Soeboeloel Chaer pada tahun 1921. Kemudian pada tgl.31 Oktober 1938 berdiri Muhammadiyah dibawah kepemimpinan H.Sutan Chaidir,St.Botok BS Farmansjah,Sutan Chalifah.Mat Asin Rabun dkk. Saya mengenal Muhammadiyah sejak tahun 70an,dikala menjadi Murid Tunggal Putra pada Madra sah Raudhatul Ilmiyah Natal dengan Kepala Madrasahnya alm.Zahrunsyah ZA. Saat itu saya mengabdi sebagai pengumpul infaq shadaqah dari para pedagang/saudagar/penjual kain yang berjualan di Pusat Pasar di Pekan Selasa setiap pekannya. Pekerjaan mengumpulkan infaq shadaqah ini berakhir pada tahun 2008, disebabkan menantu saya juga bertugas seperti saya untuk Masjid Al-Amin Natal. Sebelumnya, ketika anak saya menjadi Guru pada TK ABA Natal, dia juga bertugas sebagai tugas saya dari warga Aisyiyah dan Muhammadiyah Natal untuk gaji/honornya sendiri. Itulah duka ber – Muhammadiyah di Cabang Natal dimana kami tergolong jadi Keluarga Pengumpul Dana untuk Muhammadiyah Natal.
TK ABA Natal adalah diakibatkan bersedianya anak saya menjadi guru disitu yang didirikan pada tgl.19 Juli 1999 bersama guru lainnya Lismawati (sama-sama tamatan PGTKI Diniyah Putri Padang Panjang) ditambah dengan ibu Khuzaimah. Duka terjadi karena sesuatu hal sehingga datangnya seorang pejabat pada Dikdasmen PCM Natal, yang datang secara kasar mendatangi Yuri Susanthy Chandra (anak saya) mengatakan “ Kalau mau berhenti, katakan saja “ dan langsung saya menyuruh berhenti dari TK ABA Natal, karena sudah tidak ber- Muhammadiyah lagi.
Sejak dekade 80an saya mulai belajar aktif di Muhammadiyah Natal sebagai wakil Sekretaris PCM Natal membantu Sekretaris alm.Athfannur dan kemudian menjabat Sekretaris sejak priode 1985 – 1990 sampai sekarang (priode 2005 – 2010 ).
Muhammadiyah yang begitu berkembang di Ranah Nata ( Natal ) adalah berkat kerja keras kita semua, “ Menghidup-hidupi Muhammadiyah,tapi bukan cari hidup di Muhammadiyah “ , dimana saya mengalami sukanya, karena pernah diutus sebagai utusan mengikuti Musywil di Labuhanbatu, Tebing Tinggi, Binjai dan Musyda di Simangambat,Tabusirah ,Ipar Bondar dan Gunung tua.
Dukanya kembali terjadi dimana anak ipar saya Muhammad Ardiansyah yang meninggal pada tgl.10 Nopember 2009,dimana keluarganya bukan warga Muhammadiyah, tetapi meninggal dikediaman warga bahkan jajaran PCM Natal(Sekretaris PCM Natal), tapi hanya tiga orang oknum PCM Natal yang datang berta’ziah yaitu sdr.Kasran (Wakil Ketua), Muhammad Amin (Bendahara) dan alm.Nazrian (Pusdok), tetapi hal ini mungkin berdasarkan kefamilian dan bukan ke- Muhammadiyahan. Mulai saat ini saya mengurangi keaktifan saya selaku PCM Natal dan segala kegiatannya. “ Biarlah saya mundur dari kegiatan Muhammadiyah,asalkan jangan hijrah dari amaliyah Muhammadiyah “.
Memang, pelaksanaan ta’ziah sekarang ini sudah berbeda dan bukan berdasarkan ke Muhammadiyahan lagi, tetapi memandang status ekonomi dan kefamilian. Sering terjadi, karena status ekonominya baik dan kefamilan, acara ta’ziah banyak menghadiri walaupun mereka tidak pernah mengikuti acara ke Muhammadiyahan dan demikian sebaliknya.Baru saja sebuah keluarga yang tidak pernah mengikuti kegiatan Muhammadiyah mendapat pelayanan pelaksanaan ta'ziah atas kematian anaknya dan sekarang dilaksanakan ta'ziah dirumah anggota dimana orangtuanya meninggal di Sumatera Barat beberapa hari yang lalu. Kenapa dirumah saya tidak ada yang datang berta'ziah (manjanguok) dan tidak adanya penawaran berta'ziah ???
Saran : Memasuki tahun 2011 ini, marilah kita merobah corak ini menjadi benar-benar ke Muhammadiyah-an,walaupun dia miskin papa asalkan warga MUHAMMADIYAH, marilah kita berta’ziah dan semua perlengkapan disediakan oleh PKS PCM Natal. Jangan kita susahkan orang yang sedang ditimpa musibah dalam pengadaan pengeras suara dan penceramah.

Nashrun minallah,semoga ada manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar